Burnt-Out Employee

Kamu mungkin pernah mengalami situasi di mana bawahan kamu yang awalnya rajin bekerja, tiba-tiba kehilangan semangat, performanya menurun, atau tidak lagi menunjukkan gairah bekerja tanpa sebab yang jelas.


Bila ya, berarti kamu pernah menghadapi burnt-out employee. Burn-out adalah kondisi di mana karyawan merasa lesu, kehilangan semangat, dan tidak bergairah. Burn-out seringkali dirasakan oleh karyawan terbaik perusahaan, yaitu karyawan yang bekerja rajin dan bersemangat.

Ide

Manusiawi sekali bila saat mendapatkan ide kita bergairah, namun lama kelamaan kita makin loyo dan malas melanjutkan ide itu. Bila sudah seperti itu, kita masuk ke sebuah zona yang disebut sebagai idea plateau, di mana kita cenderung melupakan ide lama dan membuat ide baru.


Cara mengakalinya adalah dengan tetap membuat ide baru, namun ide yang dibuat sebaiknya mendukung perkembangan ide lama. Misalkan ide awal kamu adalah membuat sebuah toko online, maka ide baru yang dibuat misalnya ide tentang marketingnya, ide tentang produk itu sendiri, atau ide tentang perencanaan keuangannya. Buatlah ide baru yang dapat dicapai dan dilakukan dengan mudah sehingga dapat selesai sebelum ide baru itu sendiri mencapai idea plateau.

Kartu Nama

Semakin sering saya mengikuti seminar, semakin saya menyadari arti penting kartu nama. Kartu nama berguna untuk menginformasikan tentang diri kita kepada orang lain. Informasi yang kita berikan hendaknya relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima.

Bila kartu namanya untuk tujuan bisnis, yang sebaiknya kita cantumkan nama, alamat, dan kontak yang bisa dihubungi. Namun ada kasus tertentu di mana kita tidak perlu mencantumkan alamat atau nomor telepon, misalnya pada acara kopi darat komunitas online. Komunitas online biasanya tidak membutuhkan alamat detail, yang dibutuhkan adalah identitas online, yaitu "alamat-alamat" kita di dunia maya.

Karenanya, hari ini saya membuat spesial kartu nama untuk Wikimania 2010 dan workshop Wikipedia yang akan saya hadiri nanti. Isinya bukan nama, alamat, atau nomor telepon melainkan alamat saya di dunia maya seperti facebook, YM, twitter, plurk, tumblr dll.


Cuma saya masih sedikit ragu, aneh gak sih majang foto di kartu nama? hahaha

Freedom Of Sharing

Hari ini saya mengikuti sebuah acara bernama Fredom of Sharing atau FreSh. Acaranya sangat sangat berkesan,  dan seperti seminar lainnya, saya bisa bertemu dengan banyak orang baru.

Awalnya saya tidak berniat ikut acara ini, asalannya simple: saya gak tau jalan ke sana. :p Namun kemudian saya bertemu dengan Kamal--teman saya, pendiri Univind--yang ternyata pengen ikut acara itu juga. Akhirnya untuk mencari teman, saya janjian untuk berangkat bareng dia.

Di jalan saya khawatir datang telat ke acara. Acaranya sendiri dimulai jam 7, tapi sampai jam 19.40-an kita masih terjebak macet di jalan. Akhinya kita sampai di Rasuna Epicentrum jam 8. Sampai sana kami langsung naik ke lantai 3. Untungnya kami tidak terlalu terlambat, kami hanya melewatkan satu sesi presentasi Plasa.com.

Di sana saya menyaksikan presentasi yang dibawakan dengan cukup baik oleh tim TokoPedia dan Juale. Keduanya menginspirasi saya untuk membangun kembali konsep HargaTeman.com agar lebih kuat dan mampu bersaing. Saya juga kembali diingatkan akan pentingnya membangun relasi, karena dari relasi lah TokoPedia mampu mendapatkan uang 2,5 milyar untuk membangun usahanya.

Setelah acara, ada sesi perkenalan. Di sana saya berkenalan dengan TikaBanget, seorang blogger yang sangat populer di Indonesia. Orangnya baik banget, lain dengan bayangan saya (saya pikir orangnya bakal rada sakratis haha).

Dan dari sesi kali ini, saya juga kembali diingatkan bahwa sesi perkenalan adalah sesi terpenting dari sebuah seminar. Karena waktunya yang sempit dan terbatas, sebaiknya di awal kita berkenalan dengan orang-orang yang sudah punya reputasi terlebih dahulu, baru berkenalan dengan orang-orang lain di sana. Dengan demikian kita bisa mengoptimalkan waktu berkenalan itu.

The Big Picture

Akhir-akhir ini saya lagi seneng banget mantengin situs The Big Picture-nya Boston.com. Banyak banget foto bagus di sana, membangkitkan kembali gairah saya untuk belajar fotografi. Coba cek deh!









Kesempatan dalam Ketidakberuntungan

Memang benar kata orang, selalu ada kesempatan dalam kesulitan. Kesempatan itu tersembunyi dalam peristiwa paling buruk sekalipun. Orang Barat menyebutnya sebagai blessing in disguise.

Blessing seperti ini sering kita dapatkan, namun jarang kita sadari. Kita hanya dapat memahaminya setelah kita menikmati indahnya kesuksesan. Lalu bagaimana kita bisa mendapatkannya? Cerita ini mungkin dapat memberikan penjelasan.

Kita semua tahu Steve Jobs. Dia adalah pendiri Apple, perusahaan yang memproduksi Machintos dan produk legendaris iPod. Dia juga pendiri Pixar, yang menjadi pionir berkembangnya film-film animasi 3D dengan produknya Toy's Story, a Bug's Life, UP, dan lain-lain. Pada tahun 2005, Steve Jobs memberikan pidato pada acara pemberian ijazah (commencement address) di Stanford University. Dalam pidato itu, ia menceritakan kisah inspiratif tentang hidupnya.

Kesempatan Yang Tersembunyi

Kemarin Jumat, saya bersama puluhan  anak UI lainnya mengikuti acara Wirausaha Muda Mandiri yang diselenggarakan di JCC. Acaranya sendiri sangat menarik, dimulai dari workshop, seminar motivasi, diskusi dengan praktisi kreatif Andrea Hirata dan Mira Lesmana, dan ditutup oleh performance Dewa.

Ada satu pengalaman menarik yang mengajarkan saya tentang bagaimana cara mencari peluang. Pada saat Dewa tampil di panggung, saya maju hendak memotretnya. Baru saja sampai di depan panggung, saya bertemu dengan kawan saya Boy. Alih-alih menonton Dewa, dia mengajak saya keluar ruangan, mengikuti Direktur Utama Bank Mandiri yang juga keluar ruangan ketika Dewa di panggung.