Bertemu Pengusaha Muda

Hari ini, bersama rekan saya Boyke Rachmanda, saya pergi menemui calon client di menara Emporium, Kuningan. Clientku ini bernama Firlie Ganinduto, direktur Duta Firza PT, sebuah kontraktor gas alam. Jika kamu mencari di Google nama Firlie Ganinduto, kamu akan tahu bahwa beliau adalah salah satu pengurus HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) 2008-2011 untuk kompartemen pertambangan. 


Pak Firlie sempat mengirimkan file presentasi company profile, dan di situ tertera perusahaan ini pernah mendapatkan proyek yang nilainya 80.000 kali aset Miracle: $ 82.000.000. Melihat ini saya dan Boy tertawa, bersemangat, menyadari bahwa ini adalah kesempatan emas untuk mengangkat Miracle ke tingkat yang lebih tinggi.




Kami bergerak cepat. Di hari Sabtu saya membuat 2 portofolio dalam 1 hari, padahal disaat bersamaan harus mewawancara calon rekan kami dari Fasilkom UI dan Gunadarma. Sungguh hari yang sangat melelahkan. Kami berusaha mempersiapkan semuanya dengan matang: membuat portfolio, mencetak map. Untung desain mapnya selesai satu setengah jam sebelum percetakannya tutup. Lewat dari itu matilah kami, tak ada percetakan murah yang buka di hari Minggu atau Senin pagi. Ketiadaan laptop pun kami akali dengan meminjamnya dari teman kami Johanes Enrico; saking besarnya keinginan kami tampil sempurna.

Kami janji bertemu hari Senin, namun jamnya belum ditentukan secara pasti. Hari minggunya saya tak banyak melakukan mempersiapkan karena harus menjenguk nenekku di RS BMC Bogor, mengantar adikku pulang ke kosannya di Trisakti. Pulang dari Trisakti pukul 19.30, saya langsung pergi ke Bogor mencari sepatu kulit baru untuk besok. Dan baru pulang sampai rumah pukul 22.30.

Esok paginya, saya dibangunkan untuk mengantar adikku ke SMP 5 Bogor, satu jam perjalanan dari rumah. Biasanya dia diantar oleh ayah, namun hari ini saya yang mengantarnya; ayahku sedang sakit. Dua jam kemudian saya pulang. Belum lama berselang datang telepon dari Boy yang mengatakan bahwa kami harus ada di Menara Emporium antara jam 10-11 pagi, yang berarti 2 atau 3 jam lagi kami harus sudah sampai di sana. Luar biasa kaget saya, mandi belum, apa belum. Sebelumnya kami memperkirakan pertemuan dilakukan pada jam makan siang, sekitar pukul 13.00. 

Akhirnya dengan sedikit terburu-buru saya mempersiapkan diri berangkat ke sana. Dalam kondisi mengantuk dan lelah, saya kebut menuju Depok. Sempat merasa bersalah juga kebut hingga 110 km/jam di Kota Kembang, padahal itu daerah perumahan. Saya sampai di Depok sekitar pukul 09.00, 2 jam lagi kami harus ada di Emporium. Saya sedikit pesimis mengingat kemacetan di Jakarta. Memang sedikit untung-untungan, tapi apa daya, kami sudah berusaha semampunya. Sepuluh menit kemudian Boy datang, dan kami mempersiapkan diri di sana. Kami berusaha tetap tenang. Pakai kemeja, minyak rambut, mempersiapkan peralatan. Setelah itu kami berdoa dan berangkat. Alhamdulillah perjalanan lancar walaupun agak macet.

Berbincang Dengan Pak Firlie
Pukul 10.30 kami sampai di Emporium. Boy terlihat cukup tegang, tak pernah saya  melihatnya seperti itu. Dia biasa terlihat sangat percaya diri namun ketika itu dia pun terlihat tegang. Saya  tak tahu bagaimana raut muka ku namun saya berusaha tetap tenang. Setelah ke-WC, merapikan diri, kami masuk ke ruang pak Firlie. Kantornya tak begitu luas namun tertata apik. Kami di antar ke sebuah ruangan yang sepertinya merupakan ruang rapat dan presentasi. Tak lama menunggu Pak Firlie datang.

Boy pernah bilang bahwa pak Firlie berambut gondrong dan selalu tampil rapi. Bayanganku terhadap pak Firlie sebelumnya adalah seorang tinggi, gemuk, berambut gondrong menutupi telinga namun klimis, brewok seperti om-om, namun yang kulihat benar-benar jauh dari bayangan. Pak Firlie ternyata sangat muda! Bahkan terlihat seperti kebanyakan temanku di FEUI. Dari matanya tampak terlihat bahwa dia bukan orang biasa, dia tampak cerdas. Saya  mengetahui dari Boy bahwa ia adalah lulusan terbaik dari universitas terbaik di Australia, saya  lupa tepatnya universitas apa.

Selain soal desain website, kami sedikit berbincang ngalor ngidul. Kami mendapat ilmu dari Pak Firlie. Beliau bilang kuliah sebenarnya bukan hanya untuk mempelajari mata kuliah, melainkan juga melatih self discipline. Beliau mengaku lupa dengan hal-hal yang dipelajarinya semasa kuliah, namun kebiasaan mengumpulkan tugas tepat waktu, mengejar kesempurnaan, yang ia bentuk semasa kuliah tetap terbawa hingga ia menjadi pengusaha. 

Kami sangat kagum dan mendapat inspirasi dari Pak Firlie. Kami bertekad menjadi lebih hebat daripada beliau. Selama perjalanan pulang kami berbincang tentang bagaimana masa depan Miracle selanjutnya. Kami bertekad mendirikan PT Miracle Teknologi Solusindo tahun ini. Doakan kami.

-----
Ricky Setiawan,
Operational Director,
Soon-to-be PT Miracle Teknologi Solusindo

0 komentar: